Curup- Kota Curup ibukota Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu memiliki hawa yang sejuk.
Desa Air Meles Atas Kecamatan Selupu Rejang salah satu didaerah ini memproduksi gula aren berkualitas.
Untuk meningkatkan produksi dan kualitas gula aren yang dihasilkan oleh petani aren, di Desa Air Meles ini telah terbentuk Usaha Menengah Kecil ( UMKM) Sari Aren.
Kelompok UMKM ini binaan dari Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bengkulu.
Aminudin alias Ameng wartawan media online yang ikut safari kegiatan yang digelar oleh BI, sangat terkesan pengelolaan gula aren hasil produksi’ Sari Aren’ yang sudah dikemas secara modren.
Selain gula aren original, UMKM ini juga memproduksi beragam varian,yakni gula aren jahe merah, kopi gula aren, dan gula aren cair.
Rumah produksi gula aren ini, menempati tiga unit ruko yang dijadikan pusat produksi. Produksi gula aren yang telah dihasilkan tersebut dikemas mengunakan teknologi modern.
Para tamu yang akan memasuki ruang produksi diwajibkan menggunakan hand sanitizer untuk memastikan kebersihan.
Demikian juga dengan para karyawan dibagian produksi dilengkapi dengan sarung tangan plastik, masker, dan topi hairnet. Hal ini untuk menjaga standar kebersihan saat memproduksi gula aren.
Pra produksi, terlebih dahulu dilakukan pemilahan gula aren batok yang diperoleh dari petani Desa Air Meles Atas.
Kenapa demikian, karena tidak semua gula aren batok dari petani memenuhi standar untuk diolah menjadi gula aren bubuk.
Gula aren batok yang tidak memenuhi kriteria dijual ke pasar bebas, sementara yang memenuhi kriteria akan melalui proses perajangan.
Proses perajangan diperlukan agar gula aren batok bisa dicacah menjadi ukuran yang lebih kecil.
Hasil perajangan ini kemudian dikeringkan dalam mesin pengeringan menggunakan mesin oven. Proses pengeringan memakan waktu 5-6 jam dengan suhu maksimal 60 derajat Celsius.
Proses ini untuk mengurangi kadar air dalam gula aren dari 18-20 persen menjandi tiga persen.
“Kadar air ini berpengaruh pada daya tahan gula aren. Semakin rendah kadar air, semakin tahan lama dan awet. Kami menjaga standar 3 persen,” kata Embang Novianto karyawan Sari Aren.
Dikatakan Embang, gula aren yang telah dikeringkan selanjutnya masuk ke mesin penggilingan, menghasilkan gula aren bubuk berkualitas tinggi yang siap dikemas dan dipasarkan.
Sehari, rumah produksi Sari Aren mampu menghasilkan hingga 500 kilogram gula aren bubuk dengan omzet per bulan berkisar antara Rp 75 juta hingga Rp 120 juta.
Hasil produksi gulan aren in di pasarkan di seluruh Indonesia, yakni di Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi.
” Gula aren produksi dari UMKm Desa Air Meles Atas ini, telah diterima pasar nasional”ujar Embang.
UMKM Sari Aren tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi lokal melalui produksinya, juga menciptakan produk berkualitas tinggi yang dapat bersaing di tingkat nasional.
Embang Novianto berharap UMKM ini menjadi contoh inspiratif bagi UMKM lainnya dalam mengembangkan usahanya.(rizal)