Wahyu Yuwana : Inflasi Bengkulu Sangat Terjaga, Deflasi Relatif Rendah

oleh -42 Dilihat

Bengkulu,reformasinews.com- Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu diwanti -wanti oleh Bank Indonesia pusat untuk mengendalikan inflasi, itu semua untuk rakyat.

Sistim pembayaran didesain di inflementasikan bagaimana percepatan investasi itu untuk mendorong  pertumbuhan ekonomi.

” Jadi, prekuensi yang sama bagaimana setiap langka kita untuk diinvestasikan sebesar besarnya untuk kesejahteraan rakyat.

Disamping itu, bagaimana inflasi dijadikan garda terdepan dalam mengatasi angka kemiskinan untuk mempertahankan daya beli,” ujar Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat pada Rakorda TPID-TP2DD Provinsi Bengkulu tahun 2025 bertempat di Hotel Grage Bengkulu, Jum’ at 29 Agustus 2025.

Menurut Wahyu, dan ini harus dimaknai tidak hanya mengendalikan atau mengerem kenaikkan harga, tapi bagaimana pengendalian inflasi ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

” Karena, kita dihadapkan komoditas pangan misalnya yang dititip, kita tidak bisa menyediahkan seratus persen, maka solusi yang dilakukan adalah meningkatkan produksi, BPS akan mencatat untuk peningkatan PJRB peningkatan ekonomi. Sehingga inflasi berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Dikatakan Wahyu, pihaknya tidak banyak menyampaikan informasi, karena tadi sudah disampaikan sangat gamblang oleh Wagub Mian dan Sekprov Herwan Antoni, dimana inflasi Bengkulu sangat terjaga.

Provinsi Bengkulu merupakan provinsi yang sangat rendah dengan pencapaian deflasi relatif rendah di Indonesia. ” Jadi, ini saya pikir ini prestasi yang sangat baik, kita punya modal sampai akhir Desember 2025.

Dimana inflasi kita dikisaran 2,5 persen plus minus 1 persen. Dima Mukomuko dan Kota Bengkulu menunjukan peformen dalam menjaga inflasi sangat baik. Namun, tetap perlu terus waspada, dimana sampai Agustus ini ada beberapa komoditas kelihatannya telatif meningkat dari bulan ke bulan. Seperti beras, bawang merah, bawang putih telur ayam dan cabe merah ,” tegas Wahyu.

Wahyu juga mengucapkan terima kasih kepada TPID Provinsi, kabupaten/ kota secara gercep( gerak cepat) melakukan pengendalian serta kesediaan pasokan  pangan, oprasi pasar serta untuk menurunkan harga dilevel seperti yang ditetapkan oleh pemerintah.

Memang di Bengkulu ada beberapa pangan mengalami defisit seperti beras termasuk bawang merah tercatat beberapa bulan ini.

Rakorda tersebut kolaborasi antara Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu dengan jajaran Pemprov Bengkulu. Selain dihadiri Wagub Mian, acara ini juga dihadiri PJ Sekprov Herwan Antoni, Asisten I RA Deny, para bupati, walikota, Kapolda, Kepala BPS Bengkulu, Kepala Bulog, para Kepala OPD Dijajaran Pemprov Bengkulu serta undangan lainnya.

Rakorda ini harusnya bersamaan dengan Rakornas dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo terkait pengendalian inflasi TPID dan penguatan digitalisasi ekonomi keuangan daerah daerah via zom, namun waktunya diundur.(yrz)