” Memaknai Hakikat Kurban “

oleh -117 Dilihat
Sapi kurban. Ilustrasi. Foto: ist

 by: yusrizal

Menjadi tradisi dan ajaran agama Islam, bagi umat muslim untuk menjalankan ibadah dan perintah Allah untuk berkurban.

Pelaksanaan kurban indentik dengan umat muslim usai melaksanakan solat  Idul Adha pada 10-11 dzulhijah. penyembelihan hewan kurban seperti: unta, kerbau, sapi, domba dan kambing, bagi yang mampu secara finansial.

Ditatanan masyarakat kita yang ekonominya sederhana, ada solusi jika ada niatan untuk berkurban untuk mendatkan ridho Allah. Bagaimana caranya? Yaitu  ikut arisan kelompok yang diadakan oleh setiap masjid dengan cara mencicil sampai lunas pada waktunya.

Sebagian masyarakat, ada juga yang berkurban untuk satu keluarga, dimana penyembelihan hewan kurban diserahkan ke panitia di masjid di lingkungan mereka.Daging kurban pun akan dibagikan panitia kurban, baik kepada masyarakat sekitar masjid maupun masyarakat di lingkungan RT setempat.

Pelaksanaan kurban juga menjadi tren di lembaga negara, dinas ataupun instansi pemerintahan, juga kalangan swasta dan pengusaha untuk berbagi daging kurban kepada masyarakat yang berhak menerima.

Daging kurban selain dibagikan kepada pegawai dan karyawan. Jika berlebih daging kurban juga dibagikan lingkungan perkantoran juga dibagikan ke panti asuhan atau yayasan pondok pesantren.

Tren jumlah penyembelihan hewan di berbagai instansi pemerintah tahun ini cukup signifikan.

Ini menandahkan semangat masyarakat berkurban begitu tinggi tidak ada kaitan dengan efisiensi anggaran yang digulirkan pemerintah saat ini.

Pada perayaan Idul Adha tahun ini, Presiden Prabowo telah menyumbang ratusan ekor hewan kurban( sapi) ukuran jumbo yang dibeli dari peternak lokal dibagikan ke kabupaten/ kota di seluruh Indonesia.

Hakikat qurban adalah bentuk ketakwaan dan syukur kepada Allah SWT melalui pengorbanan hewan kurban, yang pada dasarnya merupakan simbol pengabdian dan ketaatan terhadap perintah-Nya.
Ibadah ini juga mengandung makna pengorbanan diri untuk kepentingan orang lain, menunjukkan rasa iba dan kasih sayang terhadap sesama. 
 Hakikat Qurban:
Ketakwaan kepada Allah:
Qurban adalah bentuk rasa tunduk dan taat kepada Allah dengan mengorbankan apa yang dicintai, yaitu hewan kurban, demi memenuhi perintah-Nya. 
Rasa Syukur:

Ibadah qurban juga merupakan ekspresi rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah, baik berupa rezeki, kesehatan, maupun nikmat lainnya. 

Pengorbanan Diri:

Hakikat qurban juga mencakup pengorbanan diri, yaitu kesediaan untuk mengorbankan sesuatu yang berharga demi kepentingan orang lain dan masyarakat. 

Pendidikan Akhlak:

Ibadah qurban mengajarkan pentingnya akhlak mulia, yaitu rasa iba, kasih sayang, dan kepedulian terhadap sesama, terutama fakir miskin dan mereka yang membutuhkan bantuan. 

Simbol Penghilangan Sifat Buruk:

Qurban juga bisa dipahami sebagai simbol penghilangan sifat dan nafsu hewani yang dapat menghalangi manusia untuk mendekat kepada Allah.

Dengan memahami hakikat qurban, umat muslim dapat menjalankan ibadah ini dengan lebih bermakna dan tidak hanya sekadar menyembelih hewan.
Qurban juga diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan, meningkatkan rasa syukur, dan memperkuat rasa kasih sayang terhadap sesama. 

Sebagai pertolongan di hari akhir

Hewan yang dikurbankan akan menjadi saksi serta sarana penolong dari Allah SWT kepada umat Islam yang melakukan kurban tersebut.

Hewan kurban ini juga nantinya akan sebagai kendaraan bagi umat Islam yang melakukan kurban agar selamat pada saat menyebrangi tali sirotol mustaqim dan menyelamatkan jatuh ke api neraka yang menyala-nyala.

Sejarah Qurban:

Sejarah qurban dalam agama Islam memiliki akar yang berhubungan dengan kisah Nabi Ibrahim (Abraham) dan putranya, Nabi Ismail (Ishmael), sebagaimana diceritakan dalam Al-Quran. Kisah ini menjadi landasan sejarah bagi ibadah qurban yang dilakukan oleh umat Muslim.

Menurut kisah dalam Al-Quran, Allah SWT menguji kesetiaan Nabi Ibrahim dengan memerintahkan beliau untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail.

Nabi Ibrahim, yang taat kepada Allah, bersedia melaksanakan perintah tersebut. Namun, ketika Nabi Ibrahim bersiap untuk mengorbankan putranya, Allah menggantikannya dengan seekor domba sebagai pengorbanan.

Kejadian ini menjadi peristiwa yang penting dalam sejarah agama Islam, menandakan ketundukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kepada kehendak Allah. Ibadah qurban dalam agama Islam diyakini sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian yang mengikuti contoh tersebut.

Setelah datangnya Islam dan penyebaran ajarannya, ibadah qurban menjadi bagian penting dari ritual dan tradisi agama Islam.

Ibadah qurban secara resmi diatur pada masa kehidupan Nabi Muhammad SAW, yang menetapkan waktu dan ketentuan-ketentuan pelaksanaannya. Inilah makna dan hakikat berkurban dalam menjalin kebersamaan antar sesama. Wassalam* ( Disari dari berbagai sumber)

Penulis wartawan senior/ Pempred media online reformasinews.com