Kegiatan tersebut dihadiri Asisten I Pemkab Kaur Drs. Sinaruddin, Kepala OPD teknis yang tergabung dalam TPPS, Camat Tetap, Kades setempat, Tim Pendamping Keluarga ( TPK ) dan Pihak Puskesmas Tetap
Bupati Kaur H. Lismidianto, SH, MH dalam arahannya mengatakan penanggulangan stunting merupakan program prioritas nasional.
Untuk itu perlu mendapatkan perhatian, meliputi pemantauan status gizi dan perkembangan anak, pengetahuan tentang kesehatan gizi sebelum dan pada masa kehamilan hingga 1000 hari pertama kehidupan.
Faktor penting yang wajib diperhatikan agar penurunan stunting tepat sasaran, yakni tersedianya kualitas data, perbaikan data stunting yang akan menjadi rujukan untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi intervensi stunting.
Pengumpulan data yang baik dimulai ketika alat ukurnya sesuai standar yang ditetapkan dengan petugas yang memiliki kapasitas yang sama dan yang terlatih dengan prosedur pendataan di penuhi serta cakupan data dapat dikelola dan di ukur.
“Untuk itu saya minta di tingkat desa/kelurahan, bidan desa dan petugas gizi puskesmas bersama-sama dengan Tim Pendamping Keluarga ( TPK ) untuk melakukan penelusuran, penemuan bayi dan balita berpotensi stunting, ” tegas Lismi.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga menekankan kepada TPPS agar bekerja secara profesional untuk memastikan data sasaran yang akan di identifikasi sebagai acuan untuk membuat rekomendasi rencana tindak lanjut dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kaur.
“Manfaatkan sumber anggaran yang ada sesuai dengan peraturan dan perundangan yang telah ditetapkan melalui perencanaan yang benar sesuai kebutuhan, dan dilaksanakan dengan monitoring dan evaluasi yang baik agar memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat,”ujar.
Bupati Lismi juga berharap kepada seluruh peserta yang hadir pada kegiatan identifikasi audit kasus stunting hari ini agar dapat berkomitmen dan bekerja sama secara maksimal untuk percepatan penurunan stunting di daerah ini.
Supaya target zero stunting dapat tercapai sehingga menjadikan Kabupaten Kaur yang Bersih, Sehat dan Religius (BERSERI).
Sementara itu Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Siswan, S.PKP Sselaku Sekretaris TPPS mengatakan, kegiatan Identifikasi Audit Kasus stunting yang dilaksanakan di empat desa.
Yakni, di Desa Babat, Desa Keahyang, Desa Tanjung Agung dan Desa Muara Tetap Kecamatan Tetap ini sudah dibahas mulai dari rembuk stuting tingkat kabupaten dan Rapat pra Audit Stunting
“Kita laksanakan di Kecamatan Tetap bukan tanpa alasan karena angka prevalesi stunting berdasarkan e-PPGBM dan SSGI di kecamatan ini paling tinggi.
Setelah dilakukan penelusuran di empat desa angka e-PPGBM cukup tinggi termasuk, ibu hamil beresiko, ibu nifas beresiko dan Baduta berisiko cukup tinggi sehingga kita tentukan locus disini,” ujar Siswan
Dikatakan Siswan, Audit Kasus stunting merupakan upaya penguatan deteksi dini dan intervensi spesifik dan sensitive yang tepat bagi kelompok sasaran berisiko stunting
“Audit stunting merupakan upaya identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainny.
Khususnya sebagai penapisan kasus-kasus yang sulit termasuk mengatasi masalah mendasar pada kelompok sasaran audit berisiko stunting, yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui/nifas dan baduta/balita,”katanya.
Dalam kesempatan tersebut TPPS juga menyerahkan bantuan kepada 10 Baduta, Satu Ibu nifas beresiko dan Ibu Hamil KEK berupa bantuan untuk pemenuhan Gizi (top/rr)