Muhammadiyah dan BRI Jalin Kerjasama Penyediaan Jasa dan Layanan Perbankan

oleh -51 Dilihat

Yogyakarta,reformasinews.com-— Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) menandatangani Nota Kesepahaman tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Jasa dan Layanan Perbankan pada Rabu (17/07) di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta.

Regional CEO BRI Regional Office Yogyakarta Jhon Sarjono mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Muhammadiyah atas terbukanya kerjasama ini.

“Apresiasi dan terimakasih kepada Muhammadiyah yang telah terbuka meninginisiasi kerjasama ini. Besar harapan kami dapat melakukan yang terbaik,” ucap Jhon Sarjono dilansir muhammadiyah.or.id.

Jhon mengungkapkan bahwa BRI merupakan salah satu bank terbesar dengan jaringan terluas di Indonesia. BRI saat ini memiliki ribuan unit kerja dan puluhan ribu mitra kerja. Dengan luasnya jaringan ini, Jhon menilai bahwa BRI telah berkolaborasi dengan masyarakat hingga pedesaan.

Kerjasamanya dengan Muhammadiyah akan semakin memberikan daya manfaat bagi masyarakat. Jhon mengatakan bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang besar dan terorganisir dengan baik. Ia berharap BRI mampu membantu Muhammadiyah dalam pengelolaan keuangaannya.

“Muhammadiyah salah satu ormas yang sangat besar. Pengelolaan organisasinya sangat baik. Bagi BRI, kami akan berusaha melayani Muhammadiyah sebaik mungkin dan mendukung ekosistem keuangan Muhammadiyah,” ucap Jhon.

Salah satu fitur yang BRI andalkan dalam kerjasama ini ialah platform Qlola. Inovasi dari BRI ini menghadirkan solusi menyeluruh yang nanti dapat digunakan Amal Usaham Muhammadiyah (AUM) untuk memantau keuangan secara berkala. Jhon berharap kerjasama ini dapat menjadi awal yang baik.

“Kami berharap ini jadi satu awal yang baik. Kami akan melayani jaringan Muhammadiya yang tersebar di seluruh Indonesia. Kami akan menerima setiap feedback sebagai ikhtiar untuk lebih baik lagi,” ucap Jhon.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto dalam sambutannya mengungkapkan persamaan antara Muhammadiyah dan BRI. Menurutnya, Muhammadiyah dan BRI sama-sama berdiri pada era kolonialisme. Muhammadiyah berdiri tahun 1912, sementara BRI dibangun tahun 1895.

Kesamaaan BRI dam Mubammadiyah sama sama berdiri di era Kolonial Belanda. Jadi keduanya sesungguhnya sudah merasakan pahit getirnya mengawal bangsa ini,” ucap Agung.

Selain itu, Muhammadiyah dan BRI memiliki jaringan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. “Muhammadiyah dan BRI sama-sama punya cabang yang banyak. Di Muhammadiyah, AUM juga banyak, PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah) ada sejumlah 172, belum rumah sakit dan lain-lain,” terang Agung.

Persamaan lainnya ialah berkomitmen memajukan rakyat Indonesia. Dengan jaringan yang luas, kebermanfaaran Muhammadiyah dan BRI begitu dirasakan masyarakat. “Dalam perkembangan IT (informasi teknologi), BRI semakin terdepan. Memiliki satelit mandiri. Sehingga ini akan menjadi nilai tambahan dalam kerjasama ini,” tutur Agung.

Agung mengungkapkan bahwa Nota Kesepahaman ini akan semakin meneguhkan kerjasama antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan BRI yang selama ini sudah dijalankan dengan baik. Dengan adanya kerjasama ini, ia berharap Muhammadiyah dan BRI dapat lebih optimal dalam memajukan bangsa dan negara.

Selepas sambutan, Agung bersama Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar, Regional CEO BRI Regional Office Yogyakarta Jhon Sarjono, dan Regional Chief Audit Endah Nurhayati, menandatangi Nota Kesepahaman.

Penandatanganan ini dihadiri ketua majelis dan lembaga Muhammadiyah tingkat pusat, jajaran rektor PTMA, dan tamu undangan lainnya.(*)