– Perusahaan infrastruktur Brunei Darussalam, Brunergy Utama, tengah berencana membangun sebuah kereta cepat lintas antara negara.
Proyek yang menghubungkan tiga negara, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Indonesia, dijuluki sebagai Transborneo.
Rencana proyek kereta cepat IKN Nusantara Brunei membuat Malaysia terkejut.
Negeri Jiran itu mengaku dibuat kaget dengan rencana proyek besar yang menghubungkan lintas negara.
Dikutip Tribun Kaltim Official pada Selasa, 09 April 2024, Pemerintah Malaysia mengaku tidak mengetahui proposal tersebut dan belum memberikan persetujuan.
Studi kelayakan baru akan dibuka pada bulan Mei dan membutuhkan waktu 9 bulan untuk diselesaikan.
Persetujuan dari pemerintah Malaysia Sabah dan Sarawak diperlukan untuk membangun rel kecepatan tinggi di daerah tersebut.
Hingga kini, belum ada persetujuan resmi dari pemerintah terkait proyek ini.
Sebelumnya, sebuah perusahaan infrastruktur Brunei Darussalam mengumumkan proposal pembangunan kereta api berkecepatan tinggi di Pulau Kalimantan.
Rencananya, proyek ini akan menghubungkan Brunei dengan Malaysia dan Indonesia, termasuk ibu kota negara, IKN Nusantara.
Perusahaan minyak dan gas utama yang beralih ke infrastruktur, meluncurkan proyek ini pada akhir Maret 2024.
Kereta api transborneo akan membentang sepanjang 620 KM, melintasi tiga negara Asia Tenggara.
Rencana proyek ini diumumkan pada akhir Maret 2024, memberikan harapan baru bagi Indonesia dengan usulan untuk membangun jaringan Kereta Barang Ka Transasia melalui Brunei dan Malaysia.
Rencananya, kereta cepat ini akan menghubungkan Pontianak di Kalimantan Barat dengan Kuching, Kota Kinabalu di Malaysia, serta Distrik Tutong di Brunei dan wilayah barat Pantai Utara Kalimantan.
Pembangunan akan dilanjutkan ke arah selatan menghubungkan Tutong dengan Provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, termasuk Samarinda dan Balikpapan.
Meskipun begitu, Kementerian Perhubungan dan Infokomunikasi Brunei Darussalam membantah bahwa Brunergy Utama ditunjuk untuk proyek Trans Borneo tersebut.
Di Indonesia, Kementerian Perhubungan juga menegaskan bahwa belum ada komunikasi resmi dengan Brunergy Utama terkait proyek tersebut.
Direktur Jenderal Perkeretaapian KemeJnterian Perhubungan, Rizal Wasal, menjelaskan bahwa pembangunan kereta cepat Trans Borneo masih sebatas usulan, meskipun pihaknya tidak menutup kemungkinan jika ada investor yang bersedia membiayai proyek ini.
Namun, hingga saat ini, belum ada kajian lebih lanjut terkait proyek tersebut, baik dari sisi permintaan hingga studi kelayakan. ***