Pemprov Bengkulu Pacu Penurunan Angka Kemiskinan Ekstrem

oleh -74 Dilihat

Bengkulu,reformasinews.com-Upaya menurunkan angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu terus dipacu oleh Pemprov Bengkulu bersama Pemk/kota se-Provinsi Bengkulu serta instansi vertikal lainnya.

Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, R. A Denny, menjelaskan bahwa rapat koordinasi (rakor) lintas sektor provinsi dan kabupaten/kota bersama instansi vertikal seperti BPS Provinsi Bengkulu, PLN, Baznas, LazisNU, LazisMU, P3MD, dan Koordinator PKH diadakan untuk menyamakan persepsi dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem.

“Ini adalah perintah negara kepada kita yang harus dilakukan. Sehingga rakor ini menghasilkan program kerja yang tepat sasaran dan bisa berhasil menurunkan angka kemiskinan,” ujar R. A Denny usai membuka Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem Provinsi Bengkulu Tahun 2024, di ballroom salah satu hotel di kawasan Penurunan Kota Bengkulu, Kamis (4/7).

R. A Denny melanjutkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, angka kemiskinan di Bengkulu telah menunjukkan penurunan yang signifikan. Data BPS Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa sejak tahun 2021 hingga 2023, persentase kemiskinan ekstrem di Bengkulu terus menurun. Pada tahun 2021, angka kemiskinan ekstrem sebesar 3,72 persen, menurun menjadi 3,61 persen di tahun 2022, dan terus menurun menjadi 2,08 persen di tahun 2023.

Sementara itu, angka kemiskinan tingkat Provinsi Bengkulu pada Maret 2024 mengalami penurunan sebesar 0,48 persen dibandingkan dengan Maret 2023. Saat ini, angka kemiskinan di Bengkulu berada pada 13,56 persen.

“Selama tiga tahun terakhir ini, kita sudah menunjukkan hasil. Program-program yang dibuat baik oleh provinsi maupun kabupaten/kota telah berhasil menurunkan angka kemiskinan secara signifikan. Namun, ini belum cukup karena angka kemiskinan Bengkulu masih di atas angka kemiskinan nasional,” tambahnya.

Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu, Yuliswani, menyampaikan bahwa untuk menanggulangi kemiskinan di Provinsi Bengkulu, pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi yang akan dibahas dalam rakor tersebut. Strategi tersebut mencakup mengurangi pengeluaran masyarakat miskin, meningkatkan pendapatan masyarakat miskin, dan mengurangi kantong-kantong kemiskinan.

“Jadi, kita harus menyampaikan data dan target yang sama, sehingga sasarannya tepat. Dengan begitu, upaya penurunan angka kemiskinan dapat tercapai,” jelasnya.(rd/rr)