Puluhan Petugas KPPS Meninggal Dunia, Benarkah Kelelahan Bisa Sebabkan Kematian?

oleh -229 Dilihat
Ilustrasi pemungutan suara pada 14 Februari 2024. foto: kumparan

IiPetugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2024 yang meninggal dunia terus bertambah.

Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebut sebanyak 71 petugas KPPS meninggal dunia dan 4.566 lainnya jatuh sakit hingga hari Senin (19/2). Kelelahan akibat beban kerja yang berat diduga sebagai pemicu banyaknya anggota KPPS yang tumbang.

Benarkah kelelahan bisa menyebabkan kematian? Terkait hal ini Dr. dr. Meity Ardiana, Sp.JP (K), FIHA, FAsCC, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Surabaya memberikan penjelasannya.
Meity menuturkan, kelelahan kemungkinan bukan sebagai penyebab utama suatu kematian. Namun, bila seorang individu mempunyai riwayat sakit dan berisiko kemudian mengalami kelelahan dan meninggal, maka kondisi fisik yang lelah ini dapat memperberat penyakit yang mendasari.
“Seperti pada pasien jantung, bila seorang pasien dengan riwayat jantung koroner, yang dalam kondisi tertentu mengalami suatu kelelahan fisik, bekerja berlebihan, merokok, kurang tidur, atau cemas, maka kondisi penyakit jantungnya dapat semakin memburuk yang dapat mengancam jiwanya,” terang Meity saat dikonfirmasi Basra, Senin (19/2) malam dikutif dari kumparan.com.
Oleh karena itu, kelelahan kemungkinan bukan faktor utama penyebab kematian seseorang,” imbuhnya.
Meity lantas mengungkapkan beberapa kondisi yang mempunyai risiko tinggi mengancam jiwa, terutama bila seseorang mengalami kelelahan fisik, seperti pasien dengan penyakit jantung koroner,
pasien dengan penyakit darah tinggi krisis, pasien dengan riwayat pemasangan ring jantung sebelumnya, pasien dengan serangan stroke, hingga kelelahan dengan dehidrasi akut.
Sering ditemui, pasien dengan riwayat penyakit kolesterol darah dan kencing manis dapat juga memperberat komplikasi yang mungkin terjadi, baik berupa penyakit jantung, penyakit stroke atau gangguan pada ginjal,” jelasnya.
Meity menegaskan, penting bagi seseorang mengontrol kondisi fisik dan kesehatan sebelum, selama dan setelah beraktivitas, serta mengetahui kemampuan tubuh dalam beraktivitas menjadi langkah penting untuk mencegah risiko komplikasi yang tidak diharapkan.
“Kemudian apakah kelelahan berlebihan dapat meningkatkan angka kematian mendadak? Kelelahan berlebihan dapat mengakibatkan henti jantung mendadak karena beberapa alasan,” tukasnya.
Pertama, kelelahan yang ekstrem dapat menyebabkan stres pada sistem kardiovaskular, termasuk peningkatan tekanan darah dan denyut jantung yang tidak stabil.
Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya aritmia atau gangguan irama jantung, yang dapat mengakibatkan henti jantung mendadak.
Kedua, kelelahan yang parah juga dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke jantung dan otak karena tubuh tidak mampu mempertahankan fungsi normalnya.
“Kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi ke jantung dapat menyebabkan kerusakan jaringan atau iskemia, yang pada akhirnya dapat menyebabkan henti jantung.
Selain itu, kelelahan yang berkelanjutan juga dapat mempengaruhi kewaspadaan dan reaksi terhadap situasi-situasi darurat, seperti serangan jantung atau kondisi medis lainnya yang memerlukan tindakan cepat.
Ini dapat mengakibatkan penundaan dalam mencari bantuan medis yang dapat memperburuk kondisi jantung,” terangnya lagi.
Pertama, kelelahan yang ekstrem dapat menyebabkan stres pada sistem kardiovaskular, termasuk peningkatan tekanan darah dan denyut jantung yang tidak stabil.
Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya aritmia atau gangguan irama jantung, yang dapat mengakibatkan henti jantung mendadak.
Kedua, kelelahan yang parah juga dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke jantung dan otak karena tubuh tidak mampu mempertahankan fungsi normalnya.
“Kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi ke jantung dapat menyebabkan kerusakan jaringan atau iskemia, yang pada akhirnya dapat menyebabkan henti jantung.
Selain itu, kelelahan yang berkelanjutan juga dapat mempengaruhi kewaspadaan dan reaksi terhadap situasi-situasi darurat, seperti serangan jantung atau kondisi medis lainnya yang memerlukan tindakan cepat. Ini dapat mengakibatkan penundaan dalam mencari bantuan medis yang dapat memperburuk kondisi jantung,” terangnya lagi.
Sehingga, kelelahan yang berlebihan dapat mengganggu fungsi normal tubuh, termasuk sistem kardiovaskular, dan meningkatkan risiko terjadinya henti jantung mendadak.
Oleh karena itu, penting untuk mengelola kelelahan dengan baik dan mendapatkan istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan jantung dan keselamatan secara keseluruhan.(*)