Jakarta,reformasinews.com – Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta pemerintah untuk segera membebaskan seluruh aktivis, mahasiswa, hingga pelajar yang ditangkap dalam aksi demonstrasi yang berujung ricuh, Agustus lalu. Menurutnya, penahanan tersebut berpotensi mengganggu masa depan generasi muda.
Pernyataan Lukman, salah satu tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB), ini disampaikan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto ketika melakukan dialog di Istana Negara dikutif dari okezonenews, Kamis (11/9/2025).
Dalam pertemuan, para tokoh menyampaikan sejumlah tuntutan, termasuk pembentukan komisi investigasi independen terkait kericuhan dalam demonstrasi Agustus lalu.
Selain pembentukan komisi investigasi independen adalah pembebasan semua teman-teman mahasiswa, aktivis, bahkan pelajar yang masih di bawah usia yang sampai sekarang masih ditahan. Kan itu kan mengganggu masa depan mereka semua, anak-anak kita semua. Jadi, padahal mereka nggak tahu apa-apa, sebenarnya banyak yang tidak tahu apa-apa. Jadi itu yang kami desakkan agar pemerintah segera menindaklanjuti,” kata Lukman seusai pertemuan.
Lukman menekankan, investigasi independen perlu dilakukan untuk mencegah munculnya fitnah dan tuduhan yang saling dilontarkan pascakericuhan. Menurutnya, komisi tersebut harus diisi figur-figur profesional, berintegritas, dan memiliki kewenangan kuat.
“Itulah kenapa lalu kemudian agar menghilangkan semua fitnah, tuduhan-tuduhan, saling tuduh satu kepada yang lain, maka harus diinvestigasi. Dan yang melakukan investigasi adalah kami mengusulkan tidak cukup hanya tim, tapi komisi yang independen,” lanjutnya.
Lukman menyebut seluruh aspirasi yang dibawa GNB penting untuk ditindaklanjuti, namun ada dua hal yang menjadi prioritas utama: pembentukan komisi investigasi independen dan pembebasan para aktivis yang masih ditahan. “Jadi itu yang kami desakkan agar pemerintah segera menindaklanjuti,” pungkasnya.
Diketahui, hari ini Presiden Prabowo Subianto menerima tokoh Gerakan Nurani Bangsa di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan yang berlangsung dalam suasana hangat dan semangat kebersamaan ini membahas berbagai dinamika nasional di Tanah Air.
Para tokoh yang turut serta dalam pertemuan bersama Presiden Prabowo tersebut di antaranya Sinta Nuriyah Wahid, Quraish Shihab, Pdt. Gomar Gultom, Romo Franz Magnis-Suseno, Omi K. Nurcholis Majid, Lukman Hakim Saifuddin, Erry Riyana Hardjapamekas, Alissa Wahid, Komaruddin Hidayat, Francisia SS Seda, dan Laode M Syarif.
Presiden Prabowo mengapresiasi kehadiran para tokoh yang turut memberikan perhatian terhadap isu-isu nasional. Pertemuan ini menjadi ruang dialog terbuka antara Presiden dengan tokoh-tokoh yang turut aktif menyuarakan nilai moral dan pesan kebangsaan.
Pertemuan pun terjalin dengan semangat kebersamaan untuk merawat demokrasi dan menjaga persatuan nasional. Dalam dialog tersebut, Presiden bersama para tokoh saling bertukar pandangan mengenai tantangan dan harapan untuk Indonesia ke depan.
Diskusi yang berlangsung tidak hanya menyoroti persoalan aktual, tetapi juga menyentuh pentingnya membangun masa depan bangsa dengan semangat inklusif, keadilan sosial, serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Pertemuan di Istana ini menunjukkan keterbukaan pemerintah dalam menjalin komunikasi dengan berbagai elemen bangsa untuk bersama menjaga Indonesia yang damai dan berkeadilan. Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut yakni para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih.*

