Bengkulu,reformasinews.com – Pemerintah Kota (Pemkot) melakukan berbagai langkah konkret pengendalian inflasi pasca lebaran. Salah satunya terus menggalakkan kehadiran toko pangan ado galo di Pasar Minggu.
“Toko pangan ado tetap ada hingga saat ini. Ini guna menjaga stabilitas harga pangan di Kota Bengkulu. Masyarakat bisa membeli kebutuhan pokok disana,” jelas Pj Walikota Bengkulu melalui Asisten II Sehmi usai mengikuti rakor pemgendalian inflasi bersama Mendagri, Senin (22/4).
Sementara itu, menyikapi naiknya harga bawang merah di pasaran. Pemkot juga melakukan stimulan agar bawang merah tersedia dengan harga normal.
“Bawang merah itu naik karena produksi di daerah Jawa Tengah sana katanya gagal panen karena hujan kemarin dan terjadi banjir. Oleh karena itu, kita akan mencari daerah penghasil bawang di daerah lain untuk dipasok ke Kota Bengkulu,” ujar Sehmi
Pemkot Komitmen Kendalikan Inflasi
Bengkulu, InfoPublik – Pemerintah Kota (Pemkot) melakukan berbagai langkah konkret pengendalian inflasi pasca lebaran. Salah satunya terus menggalakkan kehadiran toko pangan ado galo di Pasar Minggu.
“Toko pangan ado tetap ada hingga saat ini. Ini guna menjaga stabilitas harga pangan di Kota Bengkulu. Masyarakat bisa membeli kebutuhan pokok disana,” jelas Pj Walikota Bengkulu melalui Asisten II Sehmi usai mengikuti rakor pemgendalian inflasi bersama Mendagri, Senin (22/4).
Sementara itu, menyikapi naiknya harga bawang merah di pasaran. Pemkot juga melakukan stimulan agar bawang merah tersedia dengan harga normal.
“Bawang merah itu naik karena produksi di daerah Jawa Tengah sana katanya gagal panen karena hujan kemarin dan terjadi banjir. Oleh karena itu, kita akan mencari daerah penghasil bawang di daerah lain untuk dipasok ke Kota Bengkulu,” ujar Sehmi.
Kemudian, kata Sehmi, pihak Pemkot rutin melaksanakan pengawasan harga barang pokok di tiga pasar, yakni pasar panorama, pasar minggu dan pasar barukoto.
Pengawasan yang dilakukan merupakan bagian dari strategi Pemkot Bengkulu untuk mencegah kenaikan harga yang tidak wajar dan menjaga daya beli masyarakat.
Pada intinya, Pemkot berkomitmen melakukan pengendalian inflasi di Kota Bengkulu melalui berbagai langkah konkret yang digalakkan juga oleh Pemerintah Pusat.
Untuk diketahui, terkait inflasi, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengendalian inflasi di tingkat daerah dengan menyelenggarakan secara rutin rapat koordinasi (Rakor) melalui platform daring, Zoom Meeting.
Rapat ini secara khusus difokuskan pada upaya pengendalian inflasi di daerah untuk tahun 2024, yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Rapat koordinasi daring ini diinisiasi sebagai respons terhadap pentingnya kerja sama lintas sektor dan lintas daerah dalam menghadapi tantangan ekonomi, terutama dalam menjaga stabilitas harga dan mencegah terjadinya lonjakan inflasi yang dapat merugikan masyarakat.
Dalam sambutannya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam merumuskan strategi pengendalian inflasi yang efektif.
“Melalui rapat koordinasi ini, kita dapat saling bertukar informasi, pengalaman, dan strategi dalam menghadapi tantangan pengendalian inflasi di tingkat daerah dan di harapkan kepada pemerintah daerah yang masuk daftar inflasi tinggi agar segera diatasi dan dicarikan solusinya,” ujarnya.
Mendagri juga mengingatkan bahwa inflasi perlu terus dipantau dan diwaspadai setiap bulannya. Hal ini untuk mengantisipasi potensi lonjakan inflasi yang dapat berdampak negatif terhadap daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Selama rapat, berbagai isu penting dibahas, seperti terjadinya ketegangan konflik timur tengah yang dapat berdampak pada krisis global, pemantauan pada harga-harga kebutuhan pokok, peran sektor-sektor terkait dalam menjaga stabilitas pasokan barang dan jasa, serta upaya-upaya kolaboratif antar-daerah dalam meningkatkan produksi dan distribusi.
Pemkot Komitmen Kendalikan Inflasi
Bengkulu, InfoPublik – Pemerintah Kota (Pemkot) melakukan berbagai langkah konkret pengendalian inflasi pasca lebaran. Salah satunya terus menggalakkan kehadiran toko pangan ado galo di Pasar Minggu.
“Toko pangan ado tetap ada hingga saat ini. Ini guna menjaga stabilitas harga pangan di Kota Bengkulu. Masyarakat bisa membeli kebutuhan pokok disana,” jelas Pj Walikota Bengkulu melalui Asisten II Sehmi usai mengikuti rakor pemgendalian inflasi bersama Mendagri, Senin (22/4).
Sementara itu, menyikapi naiknya harga bawang merah di pasaran. Pemkot juga melakukan stimulan agar bawang merah tersedia dengan harga normal.
“Bawang merah itu naik karena produksi di daerah Jawa Tengah sana katanya gagal panen karena hujan kemarin dan terjadi banjir. Oleh karena itu, kita akan mencari daerah penghasil bawang di daerah lain untuk dipasok ke Kota Bengkulu,” ujar Sehmi.
Kemudian, kata Sehmi, pihak Pemkot rutin melaksanakan pengawasan harga barang pokok di tiga pasar, yakni pasar panorama, pasar minggu dan pasar barukoto.
Pengawasan yang dilakukan merupakan bagian dari strategi Pemkot Bengkulu untuk mencegah kenaikan harga yang tidak wajar dan menjaga daya beli masyarakat.
Pada intinya, Pemkot berkomitmen melakukan pengendalian inflasi di Kota Bengkulu melalui berbagai langkah konkret yang digalakkan juga oleh Pemerintah Pusat.
Untuk diketahui, terkait inflasi, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengendalian inflasi di tingkat daerah dengan menyelenggarakan secara rutin rapat koordinasi (Rakor) melalui platform daring, Zoom Meeting.
Rapat ini secara khusus difokuskan pada upaya pengendalian inflasi di daerah untuk tahun 2024, yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Rapat koordinasi daring ini diinisiasi sebagai respons terhadap pentingnya kerja sama lintas sektor dan lintas daerah dalam menghadapi tantangan ekonomi, terutama dalam menjaga stabilitas harga dan mencegah terjadinya lonjakan inflasi yang dapat merugikan masyarakat.
Dalam sambutannya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam merumuskan strategi pengendalian inflasi yang efektif.
“Melalui rapat koordinasi ini, kita dapat saling bertukar informasi, pengalaman, dan strategi dalam menghadapi tantangan pengendalian inflasi di tingkat daerah dan di harapkan kepada pemerintah daerah yang masuk daftar inflasi tinggi agar segera diatasi dan dicarikan solusinya,” ujarnya.
Mendagri juga mengingatkan bahwa inflasi perlu terus dipantau dan diwaspadai setiap bulannya. Hal ini untuk mengantisipasi potensi lonjakan inflasi yang dapat berdampak negatif terhadap daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Selama rapat, berbagai isu penting dibahas, seperti terjadinya ketegangan konflik timur tengah yang dapat berdampak pada krisis global, pemantauan pada harga-harga kebutuhan pokok, peran sektor-sektor terkait dalam menjaga stabilitas pasokan barang dan jasa, serta upaya-upaya kolaboratif antar-daerah dalam meningkatkan produksi dan distribusi.
Rapat koordinasi daring ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi konkret bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang tepat guna menanggulangi inflasi di wilayahnya masing-masing.
Melalui platform Zoom Meeting, rapat koordinasi ini berhasil memfasilitasi interaksi dan kolaborasi antar-daerah tanpa terbatas oleh jarak geografis, menjadikannya sebagai sarana yang efektif dalam membangun sinergi dan komunikasi yang dibutuhkan dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah dan dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat. (**)